Sabtu, Februari 24, 2018

Dia yang selalu aku cinta

Selamat berakhir pekan seluruh warga indonesia,

Semoga senantiasa bahagia bersama orang-orang yang kalian cintai,

Aku ingin bercerita sedikit saja, tanpa bemaksud merusak hari libur bahagia kalian.
Sebelumnya aku mempunyai orang yang sangat aku cintai, begitu bahagia bila bersama dengannya.
Seolah aku tak lagi butuh isi dunia ini, aku hanya butuh dia seorang dan bersama-sama dengannya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Bersamanya aku merasa, dia lah satu-satunya orang yang mampu membuatku bahagia.
Satu-satunya orang yang selalu memperhatikan hal-hal kecil yang aku lakukan.
Satu-satunya orang yang memahami perubahanku walaupun aku merasa sudah kusembunyikan dari semua orang, tapi dia selalu berhasil menemukannya.
Satu-satunya orang yang membuatku merasa spesial.

Semua masa depan dan terwujudnya cita-citaku dapat kutemui dalam dirinya.
Dialah masa depanku.
Dialah harapanku.

Tak pernah terbayang untuk berpisah dengannya.
Dia area ternyamanku.
Bersamanya aku merasa hidup utuh.

Semua berubah karena area nyaman yang dia ciptakan kusalah artikan,
Aku lupa bahwa aku bukan dunianya.
Jika bagiku dia adalah duniaku.
Aku mungkin separuh atau hanya sebagian kecil dunianya.
Beranjaklah aku menjadi seorang monster yang ingin menguasai dunia.
Tindakanku sangatlah menjijikkan memang.
Itulah kebodohanku

Semua yang sudah dia berikan dengan sepenuh hati kepada aku yang bukan apa-apa perlahan aku rusak.
Keegoisan muncul hanya karena rasa cemburu kepada kewajibannya.

Jika aku adalah hak yang bisa dia dapatkan, sudah sewajarnya dia harus menunaikan kewajibannya.
Karena kewajiban berkedudukan diatas hak.
Hak hanya sebuah hadiah bila kewajiban sudah terlaksana dengan baik.

Aku merasa kehilangan diriku sendiri.
Baru kali ini aku merasa cinta sedalam ini dan aku seperti dikendalikan oleh cinta itu.
Aku telah kalah.
Aku mungkin rusak.
Tapi tenanglah, aku bukan rusak karena dia.
Dia sudah terlalu baik padaku.

Dan satu lagi kebodohanku adalah dengan keegoisanku, tanpa sadar aku melepasnya pergi.
Melepas dengan membuatnya mungkin jadi membenciku.
Apakah aku ikhlas?
Mungkin tidak akan pernah bisa

Dia selalu berjanji untuk mencintaiku seumur hidup,
Semua yang selama ini dia berikan tidak akan sebanding dengan nilai materi seberapapun.
Semua yang aku berikan padanya?
Ah, sama sekali tidak ada apa-apanya dibanding dia.
Kebahagiaan yang aku dapat tak ternilai harganya, tapi dia bisa mendapat yang lebih dari aku.
Percayalah.

Jika kami lanjutkan perpisahan ini, dan kami bertemu lagi di saat mendatang.
Bisa kupastikan, cintaku tetap sama seperti sekarang. Mungkin bisa lebih

Karena aku bukan sekedar mencintai dia.
Aku sangat mengagumi dia.

Jika ada kata lebih dari bahagia, aku merasakannya saat bersamanya.
Jika ada kata lebih dari rindu, aku selalu merasakannya saat dia tidak bersamaku.
Jika ada kata lebih dari cinta, akan ku sampaikan padanya saat ini juga.

Aku yang semula dia cintai sepenuh hati,
Dan dia yang selalu kucintai sepenuh hati

Teruntuk,
Idamanku

Salam,