Kamis, April 20, 2017

Kartini dan Saya

Selamat hari jumat, dan selamat hari Kartini untuk seluruh Kartini di Indonesia

Katini lahir sebagai pendobrak hak wanita agar setara dengan pria berjanggut dan brewok.
Meramu kata agar kompeni tau bahwa wanita indonesia yang terkungkung dalam adat bukan sekedar budak pemuas syahwat dan peningkat harkat.
Tapi adalah mutiara yang dibentuk dengan kelemahlembutan tata krama dan pemikiran terbuka akan dunia.

Kartini dulu adalah pejuang hak wanita.
Kartini dulu adalah wanita penuh cinta lagi tangguh.
Kartini dulu adalah wanita Jawa modern namun beradab.
Kartini dulu adalah cinta dalam kekuatan.

Semua wanita adalah Kartini-kartini dengan caranya.
Apa saya juga demikian?
Disaat saya tak lagi merasa bebas untuk memilih.
Tinggal dalam negara demokrasi, dan ada pejuang wanita yang mendorong hak wanita agar dapat bebas mengeluarkan isi pikirannya.
Tapi tetap ada satu bagian yang terkungkung.
Hati.
Saya yang tak mempunyai pilihan.
Atau disuguhkan pilihan yang sekedar kamuflase.
Atau pilihan yang saya pilih bukanlah pilihan yang boleh saya pilih.

Bukan kompeni yang penjajah jiwa saya.
Tapi kamu, dia dan mereka

Dan terima kasih atas segala rasa yang diciptakan. Semua berhasil dan berjalan sesuai tujuan anda.

Mungkin saya (bukan) kartini

Kartini punya pilihan dan kesempatan, saya mungkin punya pilihan itu tapi tidak dengan kesempatannya.

"Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya"

R. A. Kartini