Selamat malam,
Selamat beristirahat dan selamat menuai mimpi indah.
Ngomong-ngomong soal mimpi, sama seperti orang kebanyakan, aku juga punya banyak mimpi tapi hanya 1 yang akan aku bagi disini.
Sayangnya aku yakin kalau mimpiku tidak mungkin terwujud. Ketika yang kita ingin raih sudah dimiliki oleh orang lain dan tidaklah mungkin untuk menjadi milik kita. Ibarat organ tubuh yang telah dibagi2 oleh sang pencipta untuk makhluknya, kita tidak bisa mengambil organ manusia lain untuk melengkapi organ kita.
Bahagia semu atau sejati tak masalah bagiku. Yang terpenting kamulah alasan bahagia itu.
Rela. Mungkin itu kata yang pantas untuk semua ini. Bisa dinilai terlalu naif untuk bahagia semu. Lantas siapa yg menciptakan bahagia kita kalau bukan diri kita sendiri?
Kawan bahagia hanya sebagai pendamping, mungkin bisa terganti dan saling berselang
Tapi kamu?
Ketika pelangi yang membahagiakan setelah badai tidak lagi muncul, apa bisa diganti dengan ketenangan dalam pelukan yang hangat?
Tentu (tidak) bisa
Badai tetaplah badai. Jika pelangi hanya ada setelah badai, haruskah pilu dahulu untuk bahagia?
Tidakkah bisa bahagia selamanya?
Berlari mengejar mimpi? Untuk apa?
Bukankah mimpi ada saat fikiran dan hati kita tenang dalam lelap?
Kita hanya perlu yakini dan memantaskan diri untuk menyambut kedatangan sang mimpi
Aku hanya bersiap untuk kebahagiaan atas mimpi yg terwujud
*prepare*