Senin, Maret 13, 2017

Not (only) secret

Selamat pagi menjelang siang, sayang

Maafkan selama ini hanya malam aku menyapamu, kali ini hanya berusaha lebih ceria dengan fajar dan terik.

Rahasia bagaikan kapsul waktu yang terpendam, dimana si pemilik kapsul tidak tau andai sang kapsul retak di dalam tanah. Sang kapsul hanya mampu bertahan dalam harap ditemukan sang pemilik

Sekali lagi, hanya pemiliknya yang tau dimana letak kapsul itu, tanpa tau bagaimana kondisi kapsul itu di dalam tanah

Sama halnya dengan rahasia, hanya pemilik rahasia yang mengetahuinya. Tapi bila ada koyak dalam rahasia, hanya bisa pasrah, karena tidak boleh ada luka yang terpampang

Topeng mulai mengambil peran,

Hari ke-72 🐾

Terlalu terik untuk menulis saat ini, tapi kadang jiwa tak mampu menunggu bergulirnya waktu.

Hari ke 72 dalam Kalender Gregorian. 
Hari ini, terjadi 2 waktu yang menyebalkan.
Yang pertama adalah hari Senin dan yang kedua adalah tanggal 13. Sederhana saja, senin yang membuat hampir semuanya menyebalkan dan 13 yang memiliki nilai antik dibaliknya. Dan satu lagi, Maret. Entah kenapa bulan ini selalu membuat lelah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pertengkaran yang hadir di bulan Maret, perpisahan yang terjadi di bulan Maret, sampai beban yang meningkat di bulan Maret. Semoga di bulan Maret tahun ini tidak terjadi hal demikian, tapi Semoga hanyalah sebatas harapan.

Dunia juga punya kisah tentang 13 Maret, seperti Tsar Alexander II dari Rusia yang terbunuh di halaman Istananya sendiri.
Gempa di Turki Timur tahun 1992 yang menewaskan ratusan jiwa.
Pembantaian di Sekolah Dunblane, Skotlandia tahun 1996 dengan korban ratusan siswa SD dan seorang guru perempuan oleh Thomas Watt Hamilton yang akhirnya bunuh diri.

Tapi tenang, hari ku ini tidak se tragis kisah dunia. Ini sekedar dunia kecil yang penghuninya hanya diriku. Tidak ada korban jiwa disini, hatipun tetap sehat, mungkin fikiran yang hanya bisa tersurat

Sepeninggalan raja malam, putri tidur akan selalu tidur. Entah terbangun saat malam atau atas kehadiran raja.

Hari ini masih menyebalkan, tapi tak perlu hawatir. Aku sudah besar dan tau bagaimana berjuang. Berjuang dalam diam mungkin hanya klise, tapi fikiranku akan terus menganalisa, kerap kesetaran memang dibutuhkan namun sepemahaman jauh diatasnya. Apa kita setara dan sepaham?

Entah kenapa hari ini semua pemikiran itu meluap. Apa aku? Siapa aku? Berapa banyak aku? Bagaimana aku? Dimana aku?
Pertanyaan yang entah siapa yang dapat menjawabnya

Menunggu untuk pudar atau pergi untuk menghindar?

Hari tetaplah hari, bagian dalam minggu dan tahun. Seperti sedih yang hanya bagian dari hidup (selayak hati bagian dari tubuh). 
Mereka ada sebagai perekat, mereka ada sebagai tongkat, mereka ada sebagai penentu hasrat.

Sabtu, Maret 04, 2017

Hujan dan cerita

Selamat malam,

Sama seperti malam malam sebelumnya, aku ingin bercerita sedikit. Cerita tentang sesuatu yang menimbulkan rasa. Hujan namanya

Hujan selalu punya cerita tentang siapa saja. Seceria anak-anak kecil penjaja ojek payung, sehangat penjual sekoteng ditengah malam hujan, sesedih tukang cincau disore hujan. Tapi hujan selalu menciptakan nyaman untukku. Lepas dari efeknya berupa air banjir yang menggenangi rumahku. Tapi itu tak masalah, selalu ada hikmah dibalik semua musibah.

Tentang kita, hujan juga menyuguhkan pesonanya. Janjian pertama kita saat ia bergemericik. Perjalanan panjang kita yang diiringi derainya. Sampai semua memori kita yang terus terputar saat kedatangannya.

Untuk ku, hujan bukan sekedar musim. Ia adalah salah satu bagian waktu. Ia hadir untuk membuat kita rehat sejenak. Walau banyak orang menghindar, setidaknya kehadiran hujan membuat waktu seolah berhenti sejenak yang tanpa kita sadari memaksa kita istirahat dalam berteduh.

Saat berteduh, beberapa orang akan mengulik kembali kejadian hari itu, beberapa waktu lalu atau yang akan terjadi kemudian. Setiap mereka memiliki pikiran yang penuh akan dunianya. Seperti seorang bapak termengu dibalik sepeda motornya sambil berfikir bagaimana melunasi tunggakan sekolah anaknya, atau seorang perlente dengan kemeja dan map yang berfikir harus dimana lagi dia mencari pekerjaan. Lain orang lain pemikiran bahkan seorang anak kecil pun memiliki pemikirannya sendiri kala hujan yaitu betapa bahagianya bisa menari dibawah derainya tanpa terjewer ibu saat pulang dengan kuyup.

Aku memilih pikiranku sendiri saat hujan, kadang aku berfikir tentang pemikiran mereka, kadang aku berfikir tentang kenangan, tapi lebih sering berfikir tentang kamu

Malam ini hujan, dan aku berteduh dari ramai hingga sepi. Sendiri menanti kamu, dan kamu hadir dengan cerita tentangnya. Hati sepi terobati, namun timbul rasa sunyi yang kian tergali

Selamat malam hujan, biarkan aku istirahat dengan kelambu malam